EGRANG
Permainan ini sudah
tidak asing lagi, meskipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda
beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di
kota,
tetapi saat permainan ini mulai di kombinasi kan dengan berbagai hal sehingga
dapat berdampingan dengan dunia yang di katakan modern ini.
Cara Membuat Egrang
Adalah Sebagai Berikut
Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang
panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu
yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20 cm untuk
dijadikan pijak kan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran
panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu
untuk pijak kan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan.
Cara bermain
Egrang untuk adu kecepatan.
Apabila bermain Egrang ini hanya bertujuan untuk
mengadu kecepatan, maka diawali dengan 3 anak atau lebih dari garis start. Jika
sudah ada aba-aba mulai maka para pemain akan berlari dengan menggunakan
Egrang tersebut. Pemain yang lebih dulu sampai ke garis finish maka itulah yang
di jadikan sebagai pemenangnya.
Cara bermain Egrang untuk menjatuhkan lawan
Cara bermain nya yaitu dilakukan oleh 2 orang. Setelah 2
orang tersebut sudah menaiki Egrang dan saling berhadapan serta sudah ada
aba-aba mulai maka mereka akan saling menjatuhkan dengan memukul kan kaki-kaki
bambu lawan. Pemain yang bisa menjatuhkan lawan maka itulah yang di jadikan
pemenang.
Permainan Egrang ini juga membutuhkan kerja keras,keuletan,dan
sportifitas .Para pemain bekerja keras untuk mengalahkan lawan mereka.
Membutuhkan keuletan dan ketekunan dalam proses pembuatan Egrang ini agar dapat
seimbang ketika digunakan. Sikap sportifitas yang dimiliki oleh seorang pemain
saat bermain yaitu tidak berbuat curang dan mau menerima kekalahan.
Nilai Budaya
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah:kerja
keras, keuletan, dan sportifitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para
pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin
dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan
keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Dan,
nilai sportifitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak
berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan
dengan lapang dada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar